Head NewsPemerintahan

Tabung Gas 3 Kg Sering Rusak, Pertamina Sebut Akibat Kebiasaan Buruk Masyarakat

Sales Branch Manager Gas Kaltim – Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan,  Ahad Jabbar Syaifullah (Updatekaltim.com/Lydia Apriliani)

Samarinda.Updatekaltim.com – Tabung gas elpiji subsidi 3 kilogram yang telah beredar dimasyarakat kerap kali ditemukan dalam kondisi berkarat, penyok, dan bahkan ada yang bocor.

Menurut Sales Branch Manager Gas Kaltim – Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Ahad Jabbar Syaifullah, kondisi demikian terjadi karena sistem distribusi tabung gas di Indonesia itu tidak memungkinkan satu tabung dimiliki secara tetap oleh satu orang.

Artinya, tabung yang digunakan masyarakat terus berpindah-pindah dari satu pengguna ke pengguna lain.Pada akhirnya, persoalan ini menyebabkan banyak tabung gas mengalami kerusakan akibat kebiasaan yang kurang baik dalam penanganannya.

“Tabung ini kan bukan saya beli terus saya kasih nama pilok Ahad, lalu baliknya ke saya lagi. Enggak begitu sistemnya, nggak seperti beli galon. Tabung ini sudah ke mana-mana, dirolling, baik oleh masyarakat, distributor, maupun SPBE. Sering kali tabung dibanting, diisi, lalu dibanting lagi. Barang yang dipakai terus menerus pasti akan rusak,” ujarnya, di DPC Hiswana Migas Samarinda, Minggu (23/3).

Menurutnya, perbaikan tabung tetap dilakukan oleh Pertamina, tetapi hanya sebatas kuota yang tersedia, menyesuaikan anggaran yang terbatas. Selain itu, Ahad menegaskan bahwa menjaga kondisi tabung gas bukan hanya tanggung jawab Pertamina, melainkan juga masyarakat dan seluruh pihak yang terlibat dalam distribusi.

“Perbaikannya terbatas karena barang subsidi. Masa iya barang subsidi mau diistimewakan, diperbaiki semua, anggarannya dari mana. Tetapi kalau negara siap, ya kita siap-siap saja melakukan perbaikan, selagi anggarannya ada,” katanya.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kebiasaan masyarakat dalam memperlakukan tabung gas juga berkontribusi pada kerusakan yang terjadi.

“Jujur saja, yang terjadi di masyarakat itu kan kadang tabung digelindingkan dan dilempar sembarangan. Jadi, yang merusak itu kita semua, baik masyarakat, agen, maupun SPBE. Makanya, saat tabung yang rusak kembali ke masyarakat, itu sebenarnya dampak dari perilaku kita sendiri,” jelasnya.

Seharusnya ke depan, ada perubahan dalam sistem subsidi terhadap elpiji 3 kilogram agar lebih tepat sasaran. Salah satu usulan yang dia sampaikan adalah mengubah subsidi dari berbasis barang menjadi berbasis orang.

“Kalau subsidi diberikan dalam bentuk kartu kendali kepada masyarakat, itu lebih tepat. Jadi, mereka punya saldo yang hanya bisa digunakan untuk beli LPG, bukan barang lain. Kalau subsidi masih berbentuk barang seperti tabung gas, yakinlah, masalah ini akan terus terjadi,” tegasnya.

Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan

Bagikan

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts