Samarinda.UpdateKaltim.com – Kalimantan Timur bukannya tidak punya potensi jadi daerah yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan sebab, punya lahan yang begitu luas. Tapi hambatan yang nyata di lapangan adalah pada masalah biaya untuk melakukan modernisasi di sektor pertanian tanaman pangan.
Petani punya keterbatasan biaya dan sumber daya manusia untuk usaha pertanian tanaman pangan juga sedikit. Petani kebanyakan sudah berusia di atas 45 tahun. Selain itu adanya keterbatasan infrastruktur (air dan irigasi) dan kurangnya akses terhadap teknologi modern.
“Petani kecil seringkali tidak mampu membeli alat-alat modern, apalagi jika tidak ada dukungan dari pemerintah atau pihak swasta,” ungkap anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Sigit Wibowo, pada UpdateKaltim.com, Kamis (22/11/2024).
Sigit menegaskan, pemerintah daerah perlu memberikan perhatian lebih besar pada sektor pertanian tanaman pangan (padi dan hortikultura) dengan mesubsidi alat pertanian atau memberi hibah alat pertanian ke petani, atau membangun koperasi yang dapat menyewakan alat-alat modern kepada petani.
Menurut Sigit, mekanisasi dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan minat masyarakat, terutama generasi muda, terhadap sektor pertanian tanaman pangan.
“Kalau semuanya masih serba tradisional, generasi muda pasti enggan terjun ke pertanian. Dengan mekanisasi, pekerjaan menjadi lebih ringan, efisien, dan tentunya hasil panen lebih optimal,” tambahnya.
Ia berharap konsep dan strategi mekanisasi pertanian ini dapat menjadi agenda prioritas dalam pembangunan Kalimantan Timur. Dengan begitu, sektor pertanian tidak hanya mampu bersaing dengan daerah lain, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
“Kalimantan Timur memiliki potensi besar di sektor pertanian. Jika potensi ini dikelola dengan baik melalui mekanisasi, kita bisa melihat transformasi besar yang akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat,” pungkasnya.
Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | ADB DPRD Kaltim