Samarinda.UpdateKaltim.com – Kinerja ekonomi Kaltim yang kuat turut ditopang oleh kondisi ketenagakerjaan Kaltim yang terus mengalami perbaikan, yang salah satunya terlihat dari penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
“Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kaltim pada Februari 2024 menurun dari 6,37% menjadi 5,75%. Hal tersebut tergambar dari jumlah angkatan kerja menganggur yang turun dari 123.058 orang menjadi 115.523 orang atau turun 6,12% (yoy),” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Budi Widihartanto dalam laporan Perekonomian Provinsi kalimantan Timur 2024.
“Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan, TPT Kaltim merupakan yang tertinggi.” katanya.
Penurunan TPT di Kaltim, lanjut Budi, tidak terlepas dari peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) akibat peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor utama. Jumlah angkatan kerja yang bekerja di periode Februari 2024 tercatatmeningkat sebesar 4,70% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hal tersebut juga tercermin dari tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kalimantan Timur yang tumbuh 66,31%, lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK di Februari 2023, yakni 65,66%.
Menurut Budi, jika dilihat berdasarkan lapangan usahanya, LU (Lapangan Usaha) Konstruksi menjadi sektor yang mengalami peningkatan penyerapan tenaga kerja paling tinggi, yakni sebesar 15,13% (yoy).
Hal tersebut tidak terlepas dari masifnya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), dan berbagai proyek infrastruktur pemerintah dan swasta lainnya membutuhkan pasokan tenaga kerja yang tinggi.
“Selain itu, sektor ekonomi utama lainnya seperti LU Pertambangan dan LU Perdagangan juga mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja, secara berturut-turut sebesar 6,84% (yoy) dan 5,60% (yoy),” ungkap Budi lagi.
Meskipun demikian, TPAK Kaltim merupakan yang terendah kedua setelah Kalimantan Utara diantara provinsi lainnya di wilayah Kalimantan. Hal ini mengindikasikan bahwa penyerapan tenaga kerja di Kaltim lebih banyak didorong oleh sektor yang padat modal sehingga penyerapan tenaga kerja menjadi kurang optimal.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan