Samarinda.UpdateKaltim.Com – Upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus dilakukan untuk menjaga stabilitas inflasi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) , dilakukan secara sinergis oleh TPID se-Kaltim.
Pada 27 Maret 2024, telah dilakukan pencanangan GNPIP Kalimantan sebagai upaya pengendalian inflasi di momen HBKN dan risiko peningkatan permintaan seiring pembangunan IKN dan proyek-proyek strategis di Kaltim.
Hal itu dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dalam keterangan tertulisnya kepada pers, Senin (1/4/2024).
Inflasi Kaltim pada bulan Maret 2024 tercatat 0,34% (mtm) atau 3,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional pada bulan Maret 2024 yang tercatat 0,52% (mtm) atau 3,05% (yoy).
Pendorong inflasi utanyanya adalah permintaan yang tinggi terhadap komoditas bahan pokok pada saat bulan puasa dan menjelang Lebaran di Bulan Maret 2024 mampu diimbangi dengan ketersediaan supply stok yang cukup dan harga yang relatif terkendali.
Budi yang juga duduk TPID Kaltim sebagai wakil ketua, menambahkan, dalam rangka menjaga keterjangkauan harga, TPID secara aktif melakukan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan operasi pasar (OP) serta sidak pasar untuk mengantisipasi kenaikan permintaan dan gejolak harga pada momen HBKN.
“Selama bulan Maret 2024, telah dilaksanakan 65 kali GPM dan OP di Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur dan Berau,” ungkapnya.
Sebagai bentuk monitoring dan intervensi harga, TPID Kaltim secara aktif memantau melalui Early Warning System (EWS) tracking inflasi dan me-launching program inovatif toko penyeimbang inflasi yaitu Kios Sigap (siap jaga harga dan pasokan) yang berlokasi di pasar IHK.
Sebagai upaya menjamin Ketersediaan pasokan, telah dilaksanakan Kerjasama antar Daerah (KAD) BUMD Samarinda dengan Brebes untuk pengadaan Bawang Merah sebanyak 100 ton. Selain itu, untuk memperkuat pasokan ayam beku di Kaltim juga dilakukan KAD intra provinsi antara BUMD Balikpapan dengan BUMD Samarinda sebanyak 200 Ton.
Kemudian, dalam rangka menjamin ketersediaan pasokan beras, TPID Kaltim bersama Pemda setempat juga melakukan panen padi bersama pada sejumlah lokasi di Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, serta Kabupaten Berau.
Sejalan dengan itu, Pemkot Samarinda juga mendistribusikan Beras Cadangan Pemerintah (CPP) kepada masyarakat. Di sisi lain, dilakukan Gerakan Tanam Cabai oleh TP PKK di seluruh kota/kabupaten.
Selanjutnya, untuk memastikan kelancaran distribusi, telah diberikan fasilitasi ongkos angkut bahan pangan dalam kegiatan GPM untuk memangkas biaya logistik dan pemantauan arus barang oleh instansi terkait.
Sementara, untuk menjaga ekspektasi inflasi, dilakukan penguatan komunikasi antar TPID di Provinsi Kaltim melalui High Level Meeting, edukasi belanja bijak, serta pencanangan program kolaboratif Ulama Peduli Inflasi oleh TPID Kaltim bersama dengan MUI dan Kantor Kemenag Kaltim agar tidak berbelanja secara berlebihan dan berdagang dengan harga yang wajar melalui media dakwah dan himbauan tokoh pemerintah dan ulama.
Budi mengingatkan, perlu diwaspadai bersama inflasi di bulan April, seiring dengan adanya potensi kenaikan harga kelompok transportasi ditengah arus mudik. TPID Provinsi Kaltim akan terus
berkolaborasi dan dalam melaksanakan program pengendalian inflasi melalui strategi 4K guna menjaga stabilitas inflasi dalam target 2,5±1%.
“Inflasi yang terkendali diharapkan dapat menjadi momentum pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur menuju masyarakat yang lebih sejahtera,” ucapnya.
Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan