SAMARINDA, Updatekaltim.com – Anggota DPRD Kaltim, Baharuddin Muin prihatin terhadap provinsi yang kaya namun terlihat miskin ini.
Pernyataan ini bukan tanpa sebab, melainkan Kaltim yang memiliki banyak potensi sumber daya alam (SDA) ini namun masih kekurangan listrik dan air bersih di beberapa daerah. Khususnya pedesaan. Padahal kedua hal ini merupakan kebutuhan dasar masyarakat.
Tahun 2022 tercatat dari total 841 desa sebanyak 199 desa diantarnya belum teraliri listrik. Jumlah yang tidak sedikit terlebih desa tersebut tersebar di enam kabupaten di Kaltim. Sedangkan untuk air bersih diyakini lebih banyak lagi daerah yang belum mendapatkan fasilitas air bersih melalui PDAM.
Tidak hanya di pedesaan bahkan di perkotaan pun ada yang mengalami persoalan serupa. Baharuddin Muin mengatakan persoalan listrik dan air bersih harus diperjuangkan dam diprioritaskan. Walaupun demikian, keterbatasan kewenangan dan anggaran membuat kedua bagian penting itu kerap abai dari perhatian di provinsi Kaltim.
“Saat ini mereka tidak bisa melakukan intervensi kepada PLN karena Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kendati demikian, upaya koordinasi telah dilakukan Pemprov Kaltim akan tetapi kondisi geografis dan infrastruktur selalu menjadi alasan, Kamis (2/11/2023).
Kendala itu membuat pihaknya mendorong perusahan daerah (Perusda) Ketenagalistrikan Kaltim untuk menjadi solusi jangka pendek dan menengah di tengah persoalan penerangan yang tak kunjung selesai, sehingga sebagian warga Kaltim tak dialiri penerangan listrik.
“Bisa bangun PLTS yang kemudian disalurkan ke pemukiman warga dan penerangan jalan. Soal biaya perawatan bisa dengan iuran warga yang ditetapkan sesuai kesepakatan dengan tidak saling memberatkan,” ucapnya
Menurutnya untuk ketersediaan air bersih, Pemprov dan Pemda bisa berkoordinasi dan membuat program pemenuhan air melalui mata air atau pengelolaan air sungai melalui sharing pembiayaan APBD provinsi dan kabupaten/kota.
(Adv/dprdkaltim/Isl)