EkuinHead News

Uang Keluar Kaltim untuk Membeli Beras Rp1,62 Triliun/Tahun

Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Siti Farisyah Yana. (Foto Diskominfo Kaltim/UpdateKaltim.com)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Produksi beras Kaltim terus menurun. Jika pada tahun 2022 produksi beras Kaltim 139.266 ton, pada tahun 2023 tinggal 125.228 ton, atau turun 10,08%. Sedangkan uang yang keluar dari Kaltim untuk membeli beras dari Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat lebih kurang Rp1,62 triliun/tahun.

Demikian terungkap dari paparan Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Siti Farisyah Yana dalam Konfresensi Pers Bersama Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kaltim Heni Purwaningsih, yang diselenggarakan Kepala Dinas Kominfo Kaltim, HM Faisal, di Balroom Hotel Mercure, hari Senin (23/12/2024).

Menurut Yana, provitas padi Kaltim per hektar 3,77 ton GKG (Gabah Kering Giling), sehingga dari luas panen padi 53.591,13 diperoleh GKG sebanyak 124.867,32 ton.

Jumlah penduduk Kaltim 2023 3.909.740 jiwa. Dengan rata-rata kebutuhan kalori sebesar 2100 kkl, maka diperlukan 8.210.454.000 kkl, setara 2.052.613.500 gram, atau 2.052,61 ton karbohidrat..

“Jika sumber energi 50% (skor PPH) dari padi/beras, maka kebutuhan karnohidrat 1.026,31 ton atau setara,” ungkap Yana.

Pada bagian lain Yana mengatakan, dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan Kaltim, Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik mengajak organisasi masyarakat di Kaltim untuk mengembangkan usaha greenhouse.

“Ajakan itu disampaikan Pj gubernur  kepada Iwapi Kaltim sebagai upaya membantu pemerintah mewujudkan ketahanan pangan,” katanya.

Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim, Siti Farisyah Yana dalam Konfresensi Pers Bersama Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Kaltim Heni Purwaningsih yang diselenggarakan Kepala Dinas Kominfo Kaltim, HM Faisal, di Balroom Hotel Mercure, hari Senin (23/12/2024). (Foto Diskominfo Kaltim/UpdateKaltim.com)

Disebutkan, peran perempuan di Indonesia dalam mencapai swasembada pangan sangat signifikan. Lebih dari 24% dari total petani di Indonesia dan pengolahan makanan adalah perempuan.

Pilar utama dalam ketahanan pangan nasional sebetulnya juga perempuan, karena perempuan mengelola sekitar 70% tenaga kerja di sektor pertanian dan menghasilkan hingga 80% dari produksi makanan pokok.

“Pemberdayaan petani wanita, terutama dalam budidaya padi organic untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus memperkuat peran perempuan dalam pertanian,” ujar Yana.

Perempuan juga berperan dalam pemilihan (akses) dan pengolahan bahan pangan di rumah tangga, yang sangat mempengaruhi kualitas gizi keluarga. Kesalahan dalam pengolahan makanan dapat mengurangi kualitas gizi yang akhirnya mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga.

“Perempuan juga berkontribusi dalam upaya mengurangi pemborosan makanan dan dampak lingkungan dari kegiatan pertanian, yang penting mengatasi isu pemanasan global,” pungkas Yana.

Penulis: Intoniswan | Editor: Intoniswan

Bagikan

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts