Samarinda.UpdateKaltim.com – Anggota DPRD kalimantan Timur, Sayid Muziburrahman, mengatakan, di periode pertamanya di lembaga legislatif, ingin memperjuangkan agar pemerintah provinsi ikut membantu pendanaan pembangunan pos pelayanan terpadu (Posyandu) kesehatan yang bagus di Kota Samarinda.
“Banyak warga dari di berbagai RT, terutama di wilayah padat penduduk, meminta dibangunkan Posyandu, atau minta Posyandu yang ada direnovasi,” ujar Muzib usai reses di Jl.Rajawali, Samarinda, Jumat (8/11/2024).
Menurut Muzib, keberadaan Posyandu sangat penting, tidak hanya sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak, tetapi juga untuk mencegah stunting dan malnutrisi.
Bangunan dan pelayanan kesehatan harus merata di seluruh wilayah, dari perkotaan hingga daerah perbatasan.
“Di Bantuas dan Samarinda Utara masih minim fasilitas posyandu, sebaliknya animo masyarakat ke Posyandu tinggi,” ujarnya.
Ke depan, keberadaan Posyandu sangat vital, karena menjadi garda terdepan untuk mencegah dan menanggulangi stunting maupun wasting, atau untuk memastikan anak-anak bebas dari stunting.
“Posyandu mudah dijangkau, dari itu sangat diperlukan bangunannya representatif. Posyandu sangat membantu warga yang jauh dari Puskesmas atau rumah sakit,” kata Muzib.
Muzib berpendapat, Posyandu memainkan peran penting dalam memantau tumbuh kembang anak dan memberikan edukasi terkait gizi yang baik kepada ibu.
“Saya akan menggusulkan supaya pemerintah daerah mengalokasikan anggaran lebih besar untuk memperbaiki infrastruktur kesehatan mulai dari Posyandu hingga rumah sakit, termasuk di daerah terpencil,” sambungnya.
Posyandu dapat berfungsi optimal dalam mendukung program nasional, seperti penanganan stunting dan peningkatan kesehatan ibu serta anak, apabila bangunannya bangunan permaen, dilengkapi peralatan yang dibutuhkan, serta nyaman.
“Target pemerintah menekan angka stunting serendah mungkin, seperti mamatok angkap 14% di akhir tahun 2024, akan tercapai kalau Posyandu bagus dan kader Posyandu juga banyak dan kapasitasnya mumpuni,” terangnya
Tak hanya memperhatikan kebutuhan warga Samarinda, Muzib juga memberikan perhatian khusus pada daerah terpencil seperti Mahakam Ulu (Mahulu).
Masyarakat di pedalaman dan perbatasan kesulitan mengakses layanan kesehatan dasar akibat keterbatasan infrastruktur dan jarak yang jauh dari pusat layanan kesehatan.
“Fasilitas kesehatan di Mahulu dan wilayah perbatasan lainnya harus setara dengan yang ada di kota besar seperti Samarinda dan Balikpapan,” tegasnya.
Rumah sakit dan Puskesmas di daerah terpencil harus memiliki fasilitas yang memadai dan setara dengan kota besar. Selain itu, tenaga medis yang kompeten harus ditempatkan di sana agar masyarakat tidak perlu bepergian jauh hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Menurut Muzib, distribusi tenaga medis yang tidak merata di Kaltim, juga jadi masalah dan perlu ditangani. Tahun 2023, pemerintah pusat meluncurkan program internsip bagi tenaga kesehatan sebagai upaya meratakan distribusi tenaga medis di seluruh Indonesia, termasuk di Kaltim.
Ia mengaku berharap program tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkuat fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil.
“Kita butuh lebih banyak tenaga medis yang siap ditempatkan di daerah-daerah terpencil. Itu penting agar masyarakat merasakan kehadiran layanan kesehatan di tempat mereka tinggal,” ujarnya.
Penulis : Nai | Editor : Intoniswan | ADV DPRD Kaltim