Head NewsHumaniora

Rektor Uniba: Perguruan Tinggi Saat Ini Tidak Kekurangan Dana

Rektor Universitas Balikpapan (Uniba), Isradi Zainal. (Foto Dok Isradi Zainal)

Samarinda, UpdateKaltim.com – Perguruan Tinggi saat ini sebenarnya tidak kekurangan dana. Banyak kampus yang telah memiliki berbagai unit usaha dan mendapat bantuan dari masyarakat serta perusahaan, termasuk sektor tambang, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Kalau ada yang mengatakan biaya kuliah bisa turun dengan mengelola tambang, itu belum tentu benar. Biaya kuliah yang mahal itu bukan karena perguruan tinggi kekurangan dana, melainkan karena faktor lainnya yang lebih kompleks,” kata Rektor Universitas Balikpapan (Uniba), Isradi Zainal pada UpdateKaltim.com

Kata dia, perguruan tinggi tidak perlu terlibat dalam pengelolaan tambang hanya untuk menurunkan biaya pendidikan. Usulan seperti ini bukan solusi tepat dan bisa mengalihkan fokus utama perguruan tinggi sebagai pencetak generasi berkualitas.

“Tidak harus mengelola tambang kalau biaya kuliah mau turun,” ujarnya.

Perguruan tinggi seharusnya sudah cukup mandiri. Uniba misalnya, juga memiliki berbagai sumber pendanaan yang tidak hanya bergantung pada biaya kuliah.

“Jangan seakan-akan perguruan tinggi harus cari uang dengan tambang, kan rusak negara ini,” tambahnya.

Rektor Uniba yang juga Deputi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bidang Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam ini menilai bahwa forum rektor yang mengusulkan perguruian tinggi diberi izin tambang mineral logam bisa jadi  belum memikirkan dampak jangka panjang dari keputusan tersebut.

“Perguruan tinggi harus fokus pada kualitas pendidikan, bukan mencari keuntungan dari sumber daya alam seperti tambang,” terangnya.

Lebih lanjut, Isradi mengingatkan bahwa negara seharusnya yang bertanggung jawab dalam pengelolaan kekayaan alam, termasuk tambang, dan memastikan hasilnya digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

“Kekayaan negara harus dikelola untuk kemakmuran rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Perguruan tinggi sudah seharusnya fokus pada tugas utamanya, yaitu mencetak SDM berkualitas,” jelasnya.

Ia mengungkapkan kekhawatirannya apabila nanti usulan perguruan tinggi ikut-ikutan mengelola tambang justru disalahgunakan. Dalam artian, usulan ini memungkinkan terbukanya pintu-pintu korupsi.

“Jangan memberi ruang bagi kampus untuk adakan korupsi-korupsi seperti itu. Saya rasa profesional saja, pemerintah yang seperti itu kurang profesional. Pikiran mau membagi-bagi kemana saja hanya untuk kepentingan pribadi, orang seperti itu biasanya tidak punya kemampuan, tidak terlalu paham masalah hanya kebijakan populis saja,” urainya.

Sebagai alternatif, Isradi mengusulkan agar pemerintah mengelola kekayaan alam dengan lebih profesional dan transparan, serta memberikan bantuan yang cukup untuk perguruan tinggi.

“Negara bisa memberikan bantuan kepada perguruan tinggi, misalnya dalam bentuk beasiswa atau dana pendidikan lainnya. Ini jauh lebih efektif daripada membuat perguruan tinggi terlibat dalam bisnis tambang,” pungkasnya.

Sebagai penutup, Isradi mengingatkan bahwa perguruan tinggi harus selalu mengingat tujuan utamanya, yakni menghasilkan SDM berkualitas dan siap bersaing di tingkat global.

Pengelolaan kekayaan alam seharusnya tidak mengalihkan perhatian dari tugas mulia perguruan tinggi untuk mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan berdaya saing tinggi.

“Intinya, tetap fokus pada pendidikan dan pengembangan SDM, bukan terlibat dalam bisnis yang bisa menimbulkan potensi penyalahgunaan kekuasaan,” tutupnya.

Penulis: Lydia Apriliani  | Editor: Intoniswan

Bagikan

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts