
Brussel.UpdateKaltim.com – Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan dalam pertemuan ASEAN-EU Ministerial Meeting ke-24 dan EU Indo-Pacific Ministerial Forum yang ke-3 di Brussel, Belgia dari tanggal 1-2 Februari 2024, Indonesia juga menyampaikan appeal agar negara-negara yang menunda (pause) dukungan keuangan ke UNRWA untuk dapat mempertimbangkan kembali posisinya.
“ Jangan sampai keputusan tersebut menjadi “collective punishment” kepada rakyat Palestina,” kata Menlu Retno Marsudi dalam Press Briefingnya, 2 Februari 2024.
Untuk diketahui UNRWA merupakan singkatan dari United Nations Relief and Works Agency fo Palestine Refugees in the Near East atau Lembaga Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat. Lembaga ini mengelola sekolah, layanan sosial, pusat kesehatan dan mendistribusikan bantuan makanan kepada 5,9 juta jiwa.
Ditegaskan pula, Indonesia mendukung dibentuknya investigasi yang independen, kredibel, dan transparan untuk membuktikan tuduhan yang disampaikan kepada sejumlah pekerja UNRWA secara appropriate.
“Saya ajak semua untuk gunakan moral compass dalam upaya untuk memperkuat kemitraan bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas serta kemakmuran,” ujarnya.
Menlu mengaku dalam kunjungan ke kerja ke Brussel, total pertemuan bilateral yang ia lakukan selama dua hari adalah 12 pertemuan, yaitu dengan Menteri Luar Negeri Belgia, Slovenia, Hongaria, Swedia, Rumania, Finlandia, Polandia, Italia, HRVP Uni Eropa, kemudian EU Special Envoy for Afghanistan, kemudian dengan European Investment Bank (EIB), dan juga dengan Commissioner for Crisis Management of the European Commission.
Isu-isu yang dibahas di hampir semua pertemuan bilateral adalah penguatan kerja sama ekonomi termasuk percepatan negosiasi Indonesia-EU CEPA, kemudian kita bahas Isu Palestina, di mana antara lain saya menekankan pentingnya gencatan senjata segera dan dukungan terhadap UNRWA, serta dukungan negara anggota Uni Eropa terhadap aplikasi Indonesia di OECD.
“Khusus Dengan EU Special Envoy for Afghanistan, dibahas mengenai upaya untuk membantu Afghanistan utamanya mendorong pemenuhan hak pendidikan bagi perempuan Afghanistan,” kata Menlu.
Sementara dengan European Investment Bank (EIB) dibahas mengenai rencana pembentukan regional representation European Investment Bank untuk Asia Tenggara dan Pasifik di Jakarta serta implementasi JETP.
Menlu melaporkan pula, pertemuan ASEAN-EU Ministerial Meeting menghasilkan “Joint Ministerial Statement, 24th ASEAN-EU Ministerial Meeting“. Negosiasi teks statement cukup memakan waktu yang lama terutama terkait dengan paragraf Palestina dan Gaza.
Sumber: Kemlu RI | Editor: Intoniswan