26.2 C
Samarinda
Rabu, Maret 22, 2023
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Bangga Sultan Aji Muhammad Idris Dinobatkan Pahlawan Nasional, Semoga Menginspirasi Generasi Muda Kaltim

Oleh : H. Rudy Mas’ud, S.E., M.E.

Ketua DPD Golkar Kalimantan Timur
Anggota DPR RI Komisi III Fraksi Golkar

 

Presiden Joko Widodo melalui Keppres Nomor 109 TK/2021 resmi menobatkan Sultan Kutai Kartanegara Aji Muhammad Idris sebagai salah satu Pahlawan Nasional bersama sejumlah tokoh perjuangan lain di Indonesia. Penganugerahan bagi tokoh dari Kalimantan Timur tersebut merupakan “kado manis” di Hari Pahlawan 10 November tahun ini bagi masyarakat Benua Etam.

Kebanggaan masyarakat Kaltim atas tokohnya menjadi Pahlawan Nasional menandakan kehormatan yang dijunjung tinggi atas jasa perjuangan yang ditorehkan bagi Sultan Aji Muhammad Idris selama masa perjuangan kemerdekaan. Sultan Aji Muhammad Idris merupakan raja ke-14 dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura.

Sebagai tokoh generasi muda Kaltim, H. Rudy Masud mengaku sangat bangga atas penobatan Sultan Aji Muhammad Idris tersebut sebagai Pahlawan Nasional.

“Inilah kado manis bagi masyarakat Kaltim keseluruhan, bahwa Baginda Sultan Aji resmi menjadi Pahlawan Nasional,” paparnya penuh semangat.

Rudy Masud menambahkan, Sultan Aji Muhammad Idris adalah sosok yang dijadikan simbol ketokohan bagi masyarakat Kaltim atas perjuangannya yang berani dan kokoh dalam melawan segal bentuk penjajahan kolonialisme di masa perjuangan Kemerdekaan RI. Oleh karenanya, sosok Sultan Aji harus bisa menjadi panutan dan teladan bagi seluruh elemen masyarakat di Kaltim.

“Sosok Sultan Aji Muhammad Idris adalah simbol perjuangan yang bisa menginspirasi bagi generasi muda Kaltim saat ini. Beliau adalah teladan bagi kita semua. Beliau sangat layak menjadi simbol keberanian dan simbol pemersatu,” tegas Harum, sapaan Rudy Masud.

Seperti kita ketahui, gelar pahlawan nasional diserahkan Presiden Jokowi kepada Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI, Sultan Adji Muhammad Arifin, sebagai ahli warisnya, pada 10 November kemarin di Istana Negara.

Sultan Aji Muhammad Idris diketahui memerintah Kesultanan Kutai mulai tahun 1735 hingga tahun 1778. Sang Sultan tercatat sebagai sultan pertama yang menggunakan nama islam semenjak masuknya agama Islam di Kesultanan Kutai Kartanegara pada abad ke-17. Sultan Aji Muhammad Idris naik tahta setelah ayahnya, Pangeran Dipati Anom Pandji Mendapa mangkat.

Yang menarik sekaligus membanggakan adalah, Sultan Aji Muhammad Idris merupakan Raja Kutai yang anti kolonialisme. Sang Sultan yang juga adalah menantu dari Sultan Wajo La Madukelleng, mendorongnya untuk berperang melawan penjajah VOC di Sulawesi Selatan.

Sultan Aji Muhammad Idris disebutkan memimpin langsung pasukannya dan bertempur hebat di setiap palagan. Hingga akhirnya ia gugur di medan perang.

Atas dasar itulah, sang Sultan dijuluki “La Derise Daenna Parasi Petta Matinro Ri Kawanne” oleh masyarakat Sulawesi Selatan, yang berartikan “seorang penguasa yang rela meninggalkan keluarga dan tahtanya untuk berjuang jauh membantu kawannya.”

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Most Popular