SAMARINDA, Updatekaltim.com – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Salehuddin membeberkan kemiskinan tidak dapat diselesaikan. Namun, hal itu dapat difokuskan untuk dkurangi.
Legislator Fraksi Golkar ini menyampaikan, ada beberapa cara dalam menekan angka kemiskinan di Kaltim, salah satunya dengan meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci utama.
“Kalau bicara konteks kemiskinan, terutama di Kaltim, tidak lepas dari SDM yang perlu kita benahi, Karena daya saing kita cukup rendah dibanding di luar Kaltim. Bahkan di antara pulau Kalimantan, kita masih dalam proses yang tidak setara,” katanya, Sabtu (18/11/2023).
Pengembangan SDM dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah provinsi harus memberikan fasilitas atau ruang yang maksimal bagi proses pembinaan SDM, termasuk melakukan kerja sama dengan dunia usaha yang ada di Kaltim.
“Apalagi adanya Ibu Kota Nusantara (IKN) ini juga jadi tantangan kita. Saya pikir sekarang memang Kaltim belum ada proses bagaimana meningkatkan SDM,” katanya.
Lebih lanjut Salehuddin mengatakan, bahwa kemiskinan berdampak negatif bagi kesejahteraan kehidupan masyarakat, seperti kekurangan pangan dan gizi, keterbelakangan pendidikan, kriminalitas, dan kerusakan lingkungan.
“Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ini, diperlukan peran aktif dari pemerintah dan masyarakat,” katanya.
Ia juga berharap dalam pengentasan kemiskinan di Kaltim, keterlibatan semua stakeholder, termasuk ribuan perusahaan yang ada di Kaltim berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan.
“Perusahaan di Kaltim harus meningkatkan kontribusinya dalam mengentaskan kemiskinan. Misalnya menyalurkan program ratusan rumah layak huni dan lainnya,” tutur Saleh.
Saleh mengungkapkan, beberapa kabupaten tidak semua angka kemiskinannya disumbang oleh masyarakat lokal. Sebagian besar ada masyarakat pendatang yang kemudian mengadu nasib di beberapa daerah kabupaten/kota yang menjadi salah satu penyumbang angka kemiskinan.
“Jadi enggak melulu itu disumbang oleh masyarakat lokal, melainkan para pendatang yang coba mengadu basib di perkotaan,” tutup Saleh.
(Adv/dprdkaltim/Isl)